AsahKreasi, JAKARTA- Aksi unjuk rasa pada 25 Agustus 2025 yang berlangsung di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, mengakibatkan keributan di beberapa lokasi.
Kekacauan terjadi setelah aparat kepolisian mendorong massa dari depan gedung parlemen.
Akibatnya, para peserta demonstrasi menyebar ke berbagai jalur jalan di sekitar lokasi, termasuk wilayah Jalan Gerbang Pemuda hingga bawah Jembatan Pejompongan.
Pada kejadian tersebut, beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan.
Pos polisi, tanda lalu lintas, serta pembatas jalan menjadi sasaran amukan massa.
Selain itu, kendaraan yang sedang terparkir di depan pintu masuk Pancasila Gedung DPR/MPR RI juga ikut dibakar oleh massa.
Mobil yang terbakar telah mengalami kerusakan parah pada Senin sore kemarin.
Seluruh tubuh kendaraan habis terbakar, hanya menyisakan rangka logam berwarna hitam pekat, sementara bau tajam sisa kebakaran masih terasa kuat di sekitar lokasi demonstrasi.
Selain kendaraan yang terbakar habis, tampak pula sisa-sisa kertas putih yang ikut terbakar dan berserakan di jalan.

Jalan di sekitar lokasi kebakaran juga dipenuhi sisa arang dan potongan plastik yang meleleh.
Pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda menjadi sasaran amukan massa dalam aksi demonstrasi 25 Agustus setelah unjuk rasa berlangsung di depan Gedung DPR/MPR RI.
Orang-orang terlihat merusak pos polisi dengan melemparkan batu dan menghancurkannya menggunakan tongkat bambu.
Ketika benda keras bertabrakan dengan struktur bangunan, situasi menjadi semakin kacau.
Orang-orang yang melakukan kerusakan mengenakan pakaian santai, sementara sebagian lainnya tampak menggunakan seragam sekolah berwarna abu-abu putih.
Para peserta unjuk rasa juga menutup wajah mereka menggunakan masker, kain, atau jaket guna menghilangkan ciri-ciri identitas.
Di sisi lain, beberapa peserta demonstrasi hanya berdiri mengamati tanpa ikut serta dalam peristiwa tersebut, seakan-akan ragu atau memutuskan untuk menjaga jarak dari kekacauan.
Tindakan perusakan tersebut mengakibatkan beberapa peserta aksi bersorak.
KRL Terganggu
Para demonstran yang awalnya melakukan aksi di depan Gedung DPR RI, berlari menuju rel kereta di bawah Kolong Jembatan Pejompongan setelah dikeluarkan oleh aparat kepolisian.
Mereka mendaki pagar besi dan memenuhi jalur rel.
Dari arah Jalan Palmerah Timur menuju Pejompongan, para demonstran melemparkan batu yang diambil dari rel kepada petugas.
Beberapa dari mereka duduk di atas pagar sambil menyalakan kembang api.
Beberapa orang juga memasang bendera merah putih serta bendera bajak laut Jolly Roger dari serial anime One Piece.
Di seberang rel, petugas berpakaian loreng dan cokelat lengkap dengan perisai serta pelindung kepala menghadapi lemparan dengan mengangkat perisai ke atas.
Tidak lama setelah itu, aparat kepolisian merespons serangan dengan melemparkan gas air mata.
Beberapa perjalanan KRL mengalami gangguan karena kerumunan orang yang memadati perlintasan kereta api.
PT KAI Commuter mengimbau penumpang yang akan menuju Stasiun Serpong, Parung Panjang, atau Rangkasbitung untuk bersiap menghadapi kemacetan di sekitar akses Stasiun Palmerah.

Sebagai pilihan lain, pengguna bisa menggunakan stasiun lain yang terdekat, misalnya Kebayoran atau Tanah Abang.
Pengguna Commuter Line berjalan kaki di rel kereta di Jalan Pejompongan Raya dan ramai bergerak dari arah Pejompongan menuju Palmerah.
Beberapa penumpang tampak menutup hidung dan mata guna mengurangi rasa perih dari gas air mata.
Mereka berjalan dengan hati-hati karena permukaan rel penuh dengan batu-batuan yang tidak rata.
Benda-benda seperti batu dan kayu tercecer di Jalan Pejompongan Raya, tepat di bawah Kolong Jembatan Pejompongan, pada hari Senin sore.
Batu-batu pecah mengisi jalur jalan yang menuju Jalan Tentara Pelajar.
Di antara batu-batu tersebut, terlihat botol dan potongan kayu yang diduga digunakan oleh massa dalam serangan terhadap polisi.
Beberapa potong kayu yang terbakar masih berada di sekitar tempat kejadian.
Pada saat itu api memang telah padam, namun sisa-sisa kebakaran masih terlihat dengan jelas.
Di sepanjang jalan, kemasan gas air mata tercecer.
Polisi sebelumnya sering kali menembakkan senjata untuk mengusir kerumunan.
Meskipun asap sudah menghilang, bau gas air mata masih terasa menyengat dan warga yang melintas tampak kesulitan dalam bernapas.
Beberapa pengendara sepeda motor tampak menangis karena tidak mampu menahan rasa sakit.
Masuk Jalan Tol
Para peserta aksi sempat memasuki jalur Tol Dalam Kota KM 07+400.
"Petugas kepolisian diperintahkan menuju lokasi untuk mengatur kerumunan massa," ujar Senior Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad, Ginanjar Rakhmanto.
Akibatnya, Jasamarga melakukan pengaturan lalu lintas.
Kendaraan yang datang dari Cawang menuju Slipi diarahkan untuk keluar di off ramp KM 05+000, sedangkan kendaraan yang berjalan sebaliknya diarahkan untuk keluar di off ramp KM 12+500.
Polda Metro Jaya melalui akun X @TMCPoldaMetro juga mengumumkan perubahan arus lalu lintas di beberapa lokasi, termasuk Exit RS Dharmais yang menuju Pancoran.
Artikel ini sudah diterbitkan diKompas.comdengan judul "Jejak Kekacauan Demonstrasi 25 Agustus: Motor Dibakar hingga Pos Polisi Dirusak"